Tentang Jepang, baru tau..
Tadi sore, rekan kerja gue (panutan gue) menyinggung soal Jepang. Dia berencana pergi ke Jepang di musim semi tahun depan. Gue dalam hati mengaminkan, lebih enak lagi kalo gue pun bisa pergi juga. Inget-inget biayanya, do'a gue harus lebih banyak lagi. Hehehe
Mengingat Jepang, gue sudah banyak pengetahuan tentang Jepang dari sahabat gue yang lama di sana. Tentang jelek bagusnya Jepang. Seperti pendidikan sekolahnya yang jangan mengedepankan moral, seperti jujur, bertanggungjawab dan lainnya. Lalu kehidupan saat dewasanya banyak yang stress.
Jadi di Jepang itu sudah dari kecil dididik untuk berperilaku baik, soal nanti dewasanya bagaimana, akan menjadi masalah pribadi masing2, yang penting mereka tidak melanggar hukum dan tetap menjalankan kewajibannya dan menghormati hak orang lain. Selain itu Jepang juga sudah terkenal dengan teknologi dan informasinya yang maju. Mulai dari informasi penggunaan fasilitas2 umum sampai fasilitas2 pribadi.
Setelah ke Jepang gue membuktikan dan menemukan banyak hal. Antara lain,
Informasi cuaca yang gue dapatkan sebelum penerbangan bahwa akan ada badai typhoon. Bener2 ada web resmi yang aktif memberikan informasi cuaca terbaru di setiap penjuru Jepang beserta cara penanganannya.
Lalu, di sana sebagaimana katanya negara maju, pejalan kaki sangat dihormati dan diutamakan. Ada lampu jalan bagi pejalan kaki yang aktif dan ada jalan yang cukup luas untuk pejalan kaki. Kalo di Indonesia, duh sedihnya pejalan kaki...
Pertama kali tiba di bandara Narita, karena kebingungan harus kemana, gue secara refleks langsung ke kamar mandi. Sebagaimana info yang pernah gue denger, wc duduknya ada musiknya dan tombol2 lain. Gue pencet2in aja semua tombolnya, sampai kepencet musik, malah malu sendiri jadinya. Toilet bandaranya bersih, kering dan cukup luas, ada tempat ganti popok untuk bayi juga. Namun sayangnya enggak ada alat semprotan pembersih gitu loh.
Sampai di kota, di toilet umum stasiun.. jeng jeng, beda lagi. Ada wc duduk dan ada wc jongkok seperti di kartun2 yang ketutup dibagian depan itu loh! Samanya adalah, mereka engga ada aiiiir.. adanya tiga gulungan tisu. Di rumah penginapan pun hanya tersedia tisu. Bedanya, pengisian airnya ada krannya gitu yang bisa kita ambil pake gelas atau botol, terus selama wc-nya masih kosong krannya akan terus menyala. Ya Alloh kenapaa?
Baru sampai di rumahnya temen ngobrol2, taunya tisunya bisa langsung di flush ke wc karena memang tipis dan memang dibuat mudah hancur. Duh! baru tau di hari terakhir hihi
Jadi tipsnya untuk yang muslim, demi menjaga kesuciannya, kalian harus bawa botol kemana-mana. Di sana, kalian bisa langsung minum air kran karena sudah bersih alias steril. Jadi kalian enggak perlu beli air minum. Selain itu air itu bisa digunakan untuk thoharoh, alias cebok.
Di Jepang, lahan parkir bayar dengan mesin gitu. Jadi lintasan parkirnya ada besi yang halangin yang akan mendatar kalo ada mobil yang parkir. Untuk membuat besinya mendatar, harus bayar di mesin lebih dulu. Tapi lebih banyak lahan parkir sepeda daripada mobil. Enggak kaya di Indonesia, karena di Jepang persyaratan untuk punya mobil banyak dan tidak mudah. Salah satunya di rumah harus memiliki lahan parkir sendiri yang seukuran mobilnya.
Lalu yang terkenal lagi di Jepang, adalah pengelolaan sampahnya. Sampai hari ini gue sendiri masih terkesan dan mempelajari caranya. Waktu gue di Jepang, pertanyaan2 tentang pengelolaan sampah gue enggak terjawab. Ternyata kata temen gue, semua sampah di pegang masing2. Baru di rumah di pilah berdasarkan jenis sampahnya. Masing2 kota berbeda peraturan. Ada yang kotanya mensubsidi plastik buang sampah alias gratis, ada yang harga plastiknya cukup murah, ada yang plastiknya ya beli, harganya relatif. Pada pembuangan botol, ada yang bisa langsung buang saja, asal jenisnya botol, ada yang merknya harus dicopot atau pisah lebih dulu, dan sampai botolnya harus dicuciin bersih dulu sebelum di buang. Waktu pembuangan sampahnya pun beda2. Ada yang setiap hari Rabu, atau Jumat dan lainnya.
segini dulu nanti gue sambung lagi..
Mengingat Jepang, gue sudah banyak pengetahuan tentang Jepang dari sahabat gue yang lama di sana. Tentang jelek bagusnya Jepang. Seperti pendidikan sekolahnya yang jangan mengedepankan moral, seperti jujur, bertanggungjawab dan lainnya. Lalu kehidupan saat dewasanya banyak yang stress.
Jadi di Jepang itu sudah dari kecil dididik untuk berperilaku baik, soal nanti dewasanya bagaimana, akan menjadi masalah pribadi masing2, yang penting mereka tidak melanggar hukum dan tetap menjalankan kewajibannya dan menghormati hak orang lain. Selain itu Jepang juga sudah terkenal dengan teknologi dan informasinya yang maju. Mulai dari informasi penggunaan fasilitas2 umum sampai fasilitas2 pribadi.
Setelah ke Jepang gue membuktikan dan menemukan banyak hal. Antara lain,
Informasi cuaca yang gue dapatkan sebelum penerbangan bahwa akan ada badai typhoon. Bener2 ada web resmi yang aktif memberikan informasi cuaca terbaru di setiap penjuru Jepang beserta cara penanganannya.
Lalu, di sana sebagaimana katanya negara maju, pejalan kaki sangat dihormati dan diutamakan. Ada lampu jalan bagi pejalan kaki yang aktif dan ada jalan yang cukup luas untuk pejalan kaki. Kalo di Indonesia, duh sedihnya pejalan kaki...
Pertama kali tiba di bandara Narita, karena kebingungan harus kemana, gue secara refleks langsung ke kamar mandi. Sebagaimana info yang pernah gue denger, wc duduknya ada musiknya dan tombol2 lain. Gue pencet2in aja semua tombolnya, sampai kepencet musik, malah malu sendiri jadinya. Toilet bandaranya bersih, kering dan cukup luas, ada tempat ganti popok untuk bayi juga. Namun sayangnya enggak ada alat semprotan pembersih gitu loh.
Sampai di kota, di toilet umum stasiun.. jeng jeng, beda lagi. Ada wc duduk dan ada wc jongkok seperti di kartun2 yang ketutup dibagian depan itu loh! Samanya adalah, mereka engga ada aiiiir.. adanya tiga gulungan tisu. Di rumah penginapan pun hanya tersedia tisu. Bedanya, pengisian airnya ada krannya gitu yang bisa kita ambil pake gelas atau botol, terus selama wc-nya masih kosong krannya akan terus menyala. Ya Alloh kenapaa?
Baru sampai di rumahnya temen ngobrol2, taunya tisunya bisa langsung di flush ke wc karena memang tipis dan memang dibuat mudah hancur. Duh! baru tau di hari terakhir hihi
Jadi tipsnya untuk yang muslim, demi menjaga kesuciannya, kalian harus bawa botol kemana-mana. Di sana, kalian bisa langsung minum air kran karena sudah bersih alias steril. Jadi kalian enggak perlu beli air minum. Selain itu air itu bisa digunakan untuk thoharoh, alias cebok.
Di Jepang, lahan parkir bayar dengan mesin gitu. Jadi lintasan parkirnya ada besi yang halangin yang akan mendatar kalo ada mobil yang parkir. Untuk membuat besinya mendatar, harus bayar di mesin lebih dulu. Tapi lebih banyak lahan parkir sepeda daripada mobil. Enggak kaya di Indonesia, karena di Jepang persyaratan untuk punya mobil banyak dan tidak mudah. Salah satunya di rumah harus memiliki lahan parkir sendiri yang seukuran mobilnya.
Lalu yang terkenal lagi di Jepang, adalah pengelolaan sampahnya. Sampai hari ini gue sendiri masih terkesan dan mempelajari caranya. Waktu gue di Jepang, pertanyaan2 tentang pengelolaan sampah gue enggak terjawab. Ternyata kata temen gue, semua sampah di pegang masing2. Baru di rumah di pilah berdasarkan jenis sampahnya. Masing2 kota berbeda peraturan. Ada yang kotanya mensubsidi plastik buang sampah alias gratis, ada yang harga plastiknya cukup murah, ada yang plastiknya ya beli, harganya relatif. Pada pembuangan botol, ada yang bisa langsung buang saja, asal jenisnya botol, ada yang merknya harus dicopot atau pisah lebih dulu, dan sampai botolnya harus dicuciin bersih dulu sebelum di buang. Waktu pembuangan sampahnya pun beda2. Ada yang setiap hari Rabu, atau Jumat dan lainnya.
segini dulu nanti gue sambung lagi..
Comments
Post a Comment